Hebatnya, sang suami, Howie (Aaron Eckhart), juga tidak jauh berbeda. Hampir setiap malam Howie memutar video anak mereka, Danny. Bahkan Howie juga melarang Becca untuk mengubah dekorasi kamar Danny. Pertengkaran menjadi santapan utama Becca dan Howie sehari-hari. Pemicunya, hal-hal yang sepele. Atas saran dari ibunda Becca, mereka lantas memutuskan untuk bergabung dengan sebuah pertemuan para orang tua yang pernah kehilangan buah hati mereka. Inipun tak berlangsung lama. Becca menolak untuk melanjutkan untuk mengikuti sesi dan malah asyik membuntuti Jason (Milles Teller), seorang remaja yang bertanggung jawab atas kematian Danny. Sementara Howie yang menjadi 'single fighter' malah kepincut dengan salah satu partisipan, Gabby (Sandra Oh), yang baru saja ditinggal pergi suaminya. Di satu sisi, baik Becca maupun Howie menemukan sedikit kedamaian saat bertemu dengan Jason dan Gabby, namun di sisi lain hubungan mereka menjadi kian memburuk. Emosi Becca juga menjadi semakin sulit untuk dikontrol, gampang meledak kapan saja dan dimana saja.
Rabbit Hole bukanlah film yang diperuntukkan bagi penonton yang mencari sebuah tontonan yang menghibur dan mampu melepas stres. Temanya depresif, suram dan sendu. Sejak menit pertama film bergulir, hampir tidak ada secercah kebahagiaan yang muncul disini. Jika pernah menonton Blue Valentine atau Revolutionary Road, Rabbit Hole memiliki tone yang hampir senada. Hanya saja Rabbit Hole bisa dibilang lebih ringan dan masih bisa dinikmati ketimbang Valentine maupun Road. Diangkat dari naskah drama berjudul sama karangan David Lindsay-Abaire, Rabbit Hole mencoba untuk tetap realistis dan tidak terlalu mengumbar kesedihan secara berlebihan seperti yang kerap ditemukan di sinetron lokal. Skenario racikan Abaire sungguh mengesankan. Meski terkadang gemas melihat Becca dan Howie, simpati penonton terbangun perlahan. Konflik yang disajikan pun natural dan tidak dipaksa diada-adakan. Setelah 8 bulan kematian Danny, Howie mencoba untuk bangkit dan mengajak Becca untuk 'bikin anak lagi'. Saat Becca terus menerus menolak dengan alasan yang sama hingga akhirnya Howie jenuh dan 'meledak', maka itu sesuatu yang wajar. Konflik yang dikedepankan oleh Abaire dan John Cameron Mitchell adalah sejumlah masalah yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
Saya salut dengan Mitchell yang mampu membuat Rabbit Hole berjalan konsisten selama 91 menit. Drama pilu yang berpotensi menjadi tontonan menjemukan ini digarap dengan sangat baik oleh Mitchell sehingga rasa bosan hampir tak dirasakan saat menyaksikan Rabbit Hole. Menonton Rabbit Hole terasa bagaikan mendengar curhatan dari seorang sahabat yang mencoba untuk berdamai dengan dirinya sendiri pasca kehilangan orang yang disayangi. Menyentuh dan menyayat hati. Namun Rabbit Hole tidak akan ada apa-apanya, dan mungkin saja malah menjadi sangat biasa, jika Mitchell tidak memasang Nicole Kidman sebagai bintang utama. Istri dari Keith Urban ini sekali lagi membuktikan bahwa dia adalah artis yang berbakat. Kidman terlihat rapuh. Ekspresinya yang dipenuhi dengan kesedihan sungguh meyakinkan. Nicole Kidman memainkan peran ibu yang emosional karena kematian putra semata wayangnya secara alami. Chemistry dengan Aaron Eckhart dan Milles Teller terjalin manis. Seandainya jeung Natalie Portman tidak berakting total dalam Black Swan, saya tak keberatan piala Oscar mampir ke Nicole Kidman untuk kedua kalinya.
Exceeds Expectations
Trailer :