Selasa, 04 Oktober 2011

REVIEW : PIRATES OF THE CARIBBEAN: ON STRANGER TIDES


"Better to not know which moment may be your last. Every morsel of your entire being alive to the infinite mystery of it all." - Jack Sparrow

Absennya Black Pearl dan pasangan romantis nan menggemaskan, Will (Orlando Bloom) dan Elizabeth (Keira Knightley), tidak menyurutkan niat Walt Disney untuk melanjutkan Pirates of the Carribean menuju ke instalmen keempat. Selama Johnny Depp alias Jack Sparrow masih berada dalam genggaman, maka franchise ini masih bisa terus berlayar mengarungi layar-layar bioskop demi membajak harta karun berupa pundi-pundi Dollar dari penonton. Maka tak heran jika ada kabar bahwa Depp mendapat bayaran sebesar $55 juta untuk melanjutkan perannya sebagai bajak laut slebor ini. Akibatnya, bujet produksi pun membengkak hingga mencapai $250 juta. Dengan angka sebesar ini, agaknya wajar bagi para penonton untuk sedikit berekspektasi lebih terhadap adegan-adegan aksi yang dijual di Pirates of the Caribbean: On Stranger Tides. Gore Verbinski yang mengarahkan tiga film sebelumnya bergabung bersama Orlando Bloom dan Keira Knightley untuk meninggalkan franchise yang telah berjasa melambungkan nama mereka ini. Rob Marshall pun dipilih untuk mengambil alih kemudi kapal dan melanjutkan perjalanan bersama Jack Sparrow. Dengan hilangnya Bloom dan Knightley, maka didatangkan beberapa wajah baru dalam franchise untuk mengisi kekosongan. Ucapkan selamat datang kepada Penelope Cruz, Ian McShane, Sam Claflin dan Àstrid Bergès-Frisbey yang jelita berseri-seri.

Jack Sparrow tidak berjuang sendirian untuk melanjutkan petualangannya karena dia masih setia didampingi oleh Gibbs (Kevin McNally) dan musuh bebuyutannya, Hector Barbossa (Geoffrey Rush). Mengambil kisah dari novel berjudul sama karangan Tim Powers, On Stranger Tides bertutur mengenai usaha Jack Sparrow dalam menemukan Fountain of Youth. Sekalipun plot cenderung berjalan lurus dan mudah ditebak, namun perjalanan Sparrow tetap saja penuh lika liku. Sparrow diculik oleh kekasihnya yang telah lama hilang, Angelica (Penelope Cruz), dan terpaksa bergabung ke dalam kapal Queen Anne's Revenge milik bajak laut misterius yang mematikan, Blackbeard (Ian McShane), yang berambisi untuk menemukan Fountain of Youth. Sementara itu, Gibbs bergabung bersama dengan Barbossa untuk memburu Blackbeard. Rupanya Barbossa memiliki dendam pribadi terhadap Blackbeard setelah Barbossa kehilangan Black Pearl dan salah satu kakinya. Petualangan yang seru ini juga diwarnai dengan romansa unik yang terjalin antara seorang misionaris, Philip (Sam Claflin) dengan salah satu putri duyung yang memiliki posisi penting dalam film, Syrenna (Àstrid Bergès-Frisbey).


Berbeda dengan ketiga film sebelumnya, On Stranger Tides cenderung mudah untuk diikuti dan tidak berbelit-belit dalam menuturkan kisah. Terry Rossio dan Ted Elliott memasukkan lebih banyak unsur hiburan dan tidak terlalu berusaha untuk menampilkan intrik kelas tinggi yang terkadang sulit untuk dicerna bagi para penonton yang tidak mengikuti petualangan Jack Sparrow sejak awal. Segalanya dimulai lagi dari awal mengingat On Stranger Tides dicanangkan sebagai jilid pertama dari sebuah trilogi baru. Dengan jalan cerita yang jauh lebih ringan ketimbang pendahulunya, menjadikan On Stranger Tides enak untuk diikuti tanpa harus mengerutkan dahi dan memutar otak memikirkan apa yang telah terjadi di ketiga film sebelumnya. Rob Marshall mengemasnya dengan baik. Sayangnya ini berdampak pada dialog dan humor-humor cerdas khas Pirates of the Caribbean yang terpaksa dikorbankan untuk diganti dengan eksploitasi adegan-adegan bertaburkan special effects dan humor yang menyentuh ranah slapstick. Namun dari sekian banyak adegan yang memanfaatkan CGI, murni hanya adegan penyerangan putri duyung di pantai yang berhasil membuat saya cukup terpukau. Selebihnya hanya pengulangan.

Tidak salah rasanya keputusan untuk menggaji Depp sedemikian tinggi karena Jack Sparrow masih tetap tampil sangat menghibur dan mampu menghindarkan film dari kata membosankan. Adu akting Depp dengan Ian McShane dan Geoffrey Rush adalah salah satu bagian terbaik dari On Stranger Tides. McShane menghidupkan Blackbeard dengan sangat meyakinkan dan Rush membuat saya seolah tak percaya bahwa dia adalah orang yang sama yang berperan di The King's Speech tempo hari. Claflin dan Bergès-Frisbey bermain sesuai dengan porsinya dan sesekali mencuri perhatian. Chemistry yang terjalin diantara mereka berdua malah cenderung lebih believable ketimbang apa yang coba dihadirkan oleh Depp dan Cruz. Penelope Cruz sebenarnya lumayan menghibur, hanya saja pesona Àstrid Bergès-Frisbey yang kuat dan chemistry-nya yang lemah dengan Depp, membuat dia menjadi sedikit terpinggirkan.

Beberapa penggemar Pirates of the Caribbean mungkin akan sedikit kecewa melihat franchise favorit mereka ini disajikan sedemikian ringan. Para kritikus film pun melayangkan kritikan pedas untuk On Stranger Tides. Namun tetap saja, On Stranger Tides melaju dengan kencang di tangga box office sekaligus memecahkan beberapa rekor. Agaknya penonton awam lebih menyukai tampilan baru dari franchise ini. Meskipun belum bisa menyamai jilid pertama dan keduanya yang sangat menghibur, akan tetapi On Stranger Tides berkali-kali lipat lebih mengasyikkan ketimbang At World's End yang melelahkan itu. Dengan durasi 30 menit lebih pendek, On Stranger Tides terasa pas dan tidak bertele-tele. Special effects dimanfaatkan dengan sangat baik dan departemen aktingnya jempolan. Pada akhirnya, Rob Marshall berhasil menjalankan misinya dengan baik untuk menjadikan On Stranger Tides sebagai sebuah summer movie yang menghibur.

2D atau 3D? Sekalipun film ini disyut memakai kamera 3D, tampilan 3D-nya tidak terlampau istimewa. Jika bujet Anda terbatas, maka sebaiknya jangan memaksakan untuk menonton versi 3D-nya.

Acceptable

Tidak ada komentar:

Posting Komentar