Isabella Swan (Kristen Stewart) sudah mantap untuk mengubah dirinya menjadi vampire demi menikahi kekasih idamannya, Edward Cullen (Robert Pattinson). Akan tetapi, Jacob Black (Taylor Lautner) masih saja membayangi kehidupan Bella dan meminta Bella untuk mempertimbangkan kembali keputusannya. Dasar Bella, sedikit saja masalah yang dibuat oleh Edward dan hadirnya kembali sosok Jacob dalam hidupnya membuat dia kembali mengalami kebimbangan. Di satu sisi dia sangat mencintai Edward sementara di sisi lain Bella tidak mau kehilangan Jacob. Alhasil, hubungan ketiga tokoh utama ini pun menjadi sangat ruwet hingga durasi film hampir seluruhnya dihabiskan hanya untuk menyoroti permasalahan mereka. Agar tidak kelihatan seperti chick-flick biasa, maka perlu ditambahkan pertarungan antara vampir baru dengan keluarga Cullen plus para werewolf. Dikisahkan Victoria (Bryce Dallas Howard) ingin membalas dendam atas kematian orang yang paling dicintainya. Untuk itu dia membentuk pasukan vampir baru yang dipimpin oleh Riley (Xavier Samuel) dengan tujuan membunuh Bella agar Edward merasakan penderitaan yang dialami oleh Victoria.
Sebelum menyutradarai Eclipse, David Slade tercatat pernah membesut film vampire berjudul 30 Days of Night yang sukses tidak hanya di tangga box office tetapi juga secara kualitas. Bersyukur Eclipse memiliki seorang David Slade sebagai sutradara. Berbeda dengan dua sutradara sebelumnya, David Slade seakan tidak begitu kesulitan dalam mengarahkan film ini. Dia menggunakan kembali formula yang telah ia terapkan dalam 30 Days of Night sehingga Eclipse tidak terlihat selembek dua pendahulunya. Kelam, keras, sadis dan sedikit mengandung muatan seksual. Semua ini membuat Eclipse menjadi lebih menarik untuk ditonton meski sayangnya dialog – dialog panjang nan gombal tetap saja menghiasi.
Trio pemain utama ; Kristen Stewart, Robert Pattinson dan Taylor Lautner, masih saja memainkan karakternya dengan datar meskipun Twilight Saga sudah memasuki babak ketiga. Bedanya, mereka sudah terlihat nyaman dengan karakter yang mereka perankan. Sebenarnya bukan salah mereka juga bermain datar karena pada dasarnya karakter rekaan Stephenie Meyer ini begini adanya. Tapi sekali lagi saya terpaksa membandingkan dengan akting dari para pendukungnya. Anna Kendrick meskipun hanya tampil secuil memerankan Jessica, nyatanya mampu menunjukkan kualitas akting yang lebih bagus. Dakota Fanning berhasil membuat penonton ketakutan dengan karakter Jane sementara Bryce Dallas Howard sukses membuat kita kesal terhadap Victoria. Bahkan Catalina Sandino Moreno, Xavier Samuel dan Jodelle Ferland aktingnya lebih hidup dan memorable meski ini pertama kalinya mereka gabung di saga ini. Sementara Stewart, Pattinson dan Lautner hanya bisa membuat penonton bosan dengan karakter mereka. Pertengkaran Edward dan Jacob terlihat tidak meyakinkan begitu pula dengan berbagai ekspresi yang ditunjukkan Bella. Flat.
Special effects juga tidak membantu banyak. Tapi werewolf yang ditunjukkan disini terasa lebih hidup ketimbang saat beraksi di New Moon yang terlihat sangat tidak nyata. Sepertinya sebagian besar bujet dihabiskan untuk membayar pemainnya sehingga special fx dikerjakan kurang maksimal. Saya juga merasa sedikit tidak nyaman dengan editing. Di beberapa scene potongannya terasa kasar, malahan ada yang terkesan jumping, seperti saat Bella mengunjungi ibunya. Entah dimaksudkan seperti itu atau tidak, tapi yang pasti lumayan mengganggu. Poin lebih dari Twilight Saga adalah pemilihan lagu untuk soundtrack-nya yang selalu enak. Muse masih menjadi ujung tombak soundtrack instalmen ketiga ini, disamping hadir pula Vampire Weekend, Florence + The Machine, Sia hingga The Black Keys.
Eclipse memang lebih baik ketimbang Twilight maupun New Moon, tetapi film ini rasanya masih sulit diterima bagi mereka yang kecewa dengan New Moon maupun penonton yang tidak akrab dengan novel garapan Stephenie Meyer. Memang Eclipse lebih man-friendly dengan menyuguhkan banyak adegan aksi serta nuansanya yang dibuat kelam, tetapi adegan romansanya yang kelewat lebay serta dialog panjang sok puitis yang jatuhnya malah jadi gombal berpotensi menciptakan kebosanan penonton. Penulis skrip, Melissa Rossenberg, tidak berusaha untuk meminimalisir adegan ini sepertinya karena takut akan mengecewakan Twi-hards. Mengesampingkan semua kekurangan ini, saya cukup puas dengan Eclipse. Meskipun adegan romantisnya membuat saya ingin muntah, tapi David Slade berhasil menghadirkan nuansa kelam dan adegan aksi yang lebih baik daripada dua sutradara sebelumnya yang jelas gagal total dalam mengejawantahkan isi novel ke dalam bentuk film.
Nilai = 5/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar