Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk kembali menghidupkan Predator yang bisa dibilang merupakan salah satu karakter dalam film yang paling terkenal. Predators sendiri merupakan kelanjutan dari Predator (1987), yang dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger, dan Predator 2 (1990). Sebelum memulai aksi di film terbarunya ini, Predator juga sempat ditandingkan dengan Alien dalam Alien vs Predator yang menurut saya sangat mengecewakan. Robert Rodriguez yang bertindak sebagai produser nampaknya tertarik untuk melanjutkan franchise ini. Duduk di bangku sutradara adalah sutradara penghasil Kontroll, Vacancy dan Armored, Nimród Antal, sementara barisan cast-nya lumayan menjanjikan karena hadirnya Adrien Brody dan Topher Grace.
Film dibuka dengan cukup menjanjikan saat delapan orang yang tidak saling mengenal terjun bebas dari pesawat dan mendarat di sebuah hutan yang sama sekali asing bagi mereka. Kedelapan orang tersebut adalah ; Royce (Adrien Brody), tentara bayaran profesional, Isabelle (Alice Braga), seorang sniper yang baru saja balik dari Israel, Edwin (Topher Grace), seorang dokter, Nikolai (Oleg Taktarov), tentara asal Rusia, Hanzo (Louis Ozawa Changchien), Yazuka yang pendiam, Stans (Walton Goggins), narapidana buronan FBI, Mombasa (Mahershalalhashbaz Ali), mantan militan RUF dari Sierra Leone dan Chucillo (Danny Trejo), anggota kartel narkoba dari Meksiko. Mereka lalu menyadari bahwa hutan ini berada jauh dari bumi, itu artinya saat ini mereka berada di planet lain. Dalam usaha melarikan diri dari hutan yang sepertinya tak berbatas ini, mereka harus menghadapi makhluk pemangsa yang brutal dan tanpa belas kasih.
Saya awalnya cukup meragukan film ini terlebih jika saya mengingat betapa buruknya kualitas Alien vs Predator. Bahkan saya pribadi belum menyaksikan dua prekuelnya, hanya pernah menontonnya sekilas di layar televisi. Namun Predators ternyata di luar dugaan saya, film ini begitu mencekam, seru dan penuh dengan twist. Opening scene-nya saja sudah menjanjikan dan hal ini terus berlanjut hingga akhir film. Alurnya begitu cepat sehingga tidak terasa membosankan. Penonton disuguhi berbagai adegan aksi yang seru serta cerita yang tidak mudah ditebak. Sungguh mengasyikkan. Naskahnya sendiri sebenarnya biasa saja dan banyak kita jumpai dalam film aksi kelas B, namun tim penulis skenario yang terdiri dari Michael Finch dan
Alex Litvak berhasil meramunya dengan sangat baik sehingga Predators terlihat sedikit berkelas. Tampilan special effect-nya pun mengagumkan. Yang pasti, fans Predator tidak akan dibuat kecewa olehnya karena tampilan Predator tetap setia seperti aslinya.
Salut untuk Adrien Brody yang tampil berbeda disini. Brody yang biasanya terlihat kalem berubah menjadi brutal, bahkan tampilan fisiknya pun bisa dibilang berubah drastis. Penonton yang awalnya ragu dengan penempatan Brody sebagai karakter utama akan dibuat terkejut. Tak disangka dia bisa bermain baik di genre action. Royce digambarkan sebagai karakter yang tangguh, brutal dan cenderung egois diperankan dengan mulus oleh Brody. Begitu pula dengan Topher Grace yang berperan sebagai dokter dengan masa lalu yang misterius. Ada kalanya terlihat manis, namun di saat lain menjadi mencurigakan sekaligus menyebalkan. Barisan cast yang lain tidak menunjukkan performa yang menonjol, biasa saja.
Sebagai sebuah film, Predators bisa dikatakan cukup berhasil karena berhasil menyuguhkan tontonan yang menghibur. Dalam film ini penonton akan dibawa dalam suatu petualangan yang mencekam, seru dan penuh kejutan. Mungkin bagi penonton yang kurang menyukai film aksi Predators akan terasa menjemukan dan menyebalkan, tapi film ini bagaikan surga bagi pecinta film aksi dan thriller.
Nilai = 7/10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar