Rabu, 18 Januari 2012

REVIEW : DON 2


Bollywood rupanya tidak main-main dengan rencananya untuk kembali menjadi penguasa di industri perfilman Asia setelah beberapa tahun terakhir Jepang dan Korea Selatan mendominasi. Jika dulu Bollywood identik dengan kisah cinta picisan dan diselingi dengan belasan lagu di film-filmnya, maka sekarang, ya tidak berbeda jauh sebenarnya karena itu telah menjadi identitas dari film India. Hanya saja, mereka lebih serius dalam menggarapnya. Bukan berarti dahulu sekadar main-main, kali ini para sineas telah meningkatkannya ke level yang lebih tinggi sehingga masyarakat internasional bisa menerimanya. Jika Anda tidak percaya, silahkan saja simak Don 2 yang saat ini sedang tayang di bioskop-bioskop Indonesia. Don 2 yang merupakan sekuel dari Don: The Chase Begins Again (Don: TCBA) yang dirilis tahun 2006 lalu ini menjadi sebuah bukti betapa majunya perfilman India saat ini. Didanai dengan bujet sekitar $17 juta, Farhan Akhtar menjadikan Don 2 sebagai versi India dari Mission: Impossible dan Fast Five. Anda tentu masih ingat bagaimana serunya Mission: Impossible Ghost Protocol, bukan? Tanpa bermaksud berlebihan, ah Anda pun sah-sah saja menyebut saya lebay, Don 2 memiliki tone yang nyaris serupa dengan film tersebut. Dikemas dalam tontonan penuh aksi, naskah yang pintar, dan kasting yang sempurna.

Titik awal dari Don 2 melanjutkan dari ending film sebelumnya yang tercatat sebagai film terlaris kelima di India pada tahun 2006. Tanpa menonton prekuelnya, Anda tetap bisa menikmati jalan cerita film ini. Sekalipun masih memiliki keterkaitan, Don 2 bisa menjadi film yang berdiri sendiri. Tapi tentunya akan lebih nikmat jika Anda telah mengetahui apa-apa saja yang telah terjadi dalam Don: TCBA, khususnya perihal hubungan rumit yang terjalin antara Don (Shahrukh Khan) dengan Roma (Priyanka Chopra). Farhan Akhtar dan duo penulis naskah, Ameet Mehta dan Amrish Shah sayangnya tidak mengupas romansa ini secara lebih mendalam di Don 2, sehingga penonton awam yang kurang awas mungkin akan kebingungan dengan status hubungan Don dan Roma di awal film. Untuk sekali ini, Farhan Akhtar menawarkan sebuah cerita yang panjang, kompleks, dan padat. Penonton dituntut untuk berkonsentrasi. Layaknya film India pada umumnya, selingan nyanyian dan tarian pun masih ada. Jumlahnya tidak banyak, hanya sekitar 4 tembang saja. Ada baiknya Anda tidak melewatkannya. Beberapa tembang masih berkolerasi dengan jalan cerita, tidak sekadar pemanis belaka.

Ketika Inspektur Malik (Om Puri) menyerahkan tongkat estafet kepada Roma untuk memimpin jalannya target operasi Don, Don datang untuk menyerahkan diri. Segera saja dia dikirim ke penjara Melaka, Malaysia. Di penjara ini, dia bertemu dengan musuh bebuyutannya, Vardhaan (Boman Irani). Rupanya, Don belum bertaubat, dia masih memiliki segudang rencana guna mencapai tujuan utamanya, menjadi penguasa kartel narkoba di Eropa. Don mengajak Vardhaan melarikan diri dari lapas. Mereka terbang ke Zurich, Swiss, untuk mencuri cetak biru uang negara di Depository Bank of Zurich. Bergabung bersama mereka adalah kekasih Don, Ayesha (Lara Dutta), dan hacker handal, Sameer (Kunal Kapoor). Untuk mendapatkan akses menuju bank, Don mengancam sang wakil presiden bank, Diwan (Aly Khan), dengan sebuah video yang memuat percakapan Diwan membahas tentang rencana pembunuhan terhadap petinggi Bank Eropa. Tentu saja, Diwan tidak tinggal diam. Dia menyewa seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi Don dan antek-anteknya. Sementara itu, keberadaan Don di Eropa mulai terendus oleh Roma.

Sebagai sebuah film India, Don 2 sama sekali tidak berasa India. Farhan Akhtar lebih memilih untuk mengajak penonton jalan-jalan ke Malaysia, Thailand, Jerman, dan Swiss, ketimbang berputar-putar di India. Romansa picisan serta nyanyian dan tariannya pun tidak terlalu ditonjolkan. Adegan aksinya diramu dengan lebih intens, simak saja adegan kejar-kejaran di jalanan Berlin yang padat yang konon katanya melibatkan sampai 67 mobil. Sungguh seru, menegangkan, dan brilian. Anda dijamin betah untuk duduk manis sepanjang dua setengah jam di kursi bioskop tanpa melongok jam tangan berkali-kali. Farhan Akhtar tahu benar bagaimana cara menjamu tamunya. Suguhi dengan gadis-gadis cantik dan pameran mobil keren sebagai pemanis, jalan cerita yang cerdik sebagai menu utama, dan ditutup dengan adegan aksi seru yang tiada henti. Namun tentu saja jamuan ini tidak akan terasa manis apabila Farhan Akhtar tidak memberikan bumbu bernama Shahrukh Khan. Akting apiknya sebagai Don sanggup menutupi berbagai kelemahan yang muncul. Sebagai hidangan pelengkap, sang tuan rumah memberikan pilihan kepada penonton untuk menyaksikannya dalam versi 2D atau 3D. Mengingat tidak ada perbedaan yang signifikan, versi 2D terasa lebih tepat bagi Anda karena mengenakan kacamata 3D selama dua setengah jam bukanlah perkara yang menyenangkan. Filmnya toh masih tetap seru sekalipun ditonton di layar 2D.

Exceeds Expectations

Tidak ada komentar:

Posting Komentar