Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tidak terasa, kita sudah hampir menginjak bulan kedua di tahun 2012. Sepertinya baru kemarin saya menghirup udara pergantian tahun 2011 dan tiba-tiba saja sekarang saya sudah berada di tahun yang berbeda. Ada cukup banyak kesan manis serta pahit yang saya rasakan sepanjang tahun 2011, khususnya yang berkaitan dengan film. Anda tentu masih ingat bagaimana bioskop-bioskop Indonesia sempat mengalami masa-masa suram di kuartal pertama dan kedua tahun 2011 ketika pasokan film dari studio-studio raksasa Hollywood terhambat. Menikmati film seadanya, bioskop sepi, dan penjaja dvd bajakan bersorak bahagia. Menyesakkan. Semoga saja kejadian ini tidak akan pernah terulang kembali. Amin!
Lantas, bagaimana dengan film-film yang rilis tahun lalu? Apakah Anda merasa puas, biasa saja, atau justru sangat kecewa? Saya pribadi menilai tahun 2011 adalah tahun yang cukup menggembirakan bagi industri perfilman dunia. Sementara tidak ada film animasi yang meninggalkan kesan yang mendalam (bahkan Pixar pun melakukan blunder!), film adaptasi komik justru tampil gagah perkasa di layar lebar. Yang membuat tahun lalu kian menarik adalah cukup banyaknya kejutan dari film-film yang pada awalnya dipandang sebelah mata. Kejutan inilah yang membuat saya kebingungan ketika harus menyusun daftar 'Film Terbaik 2011 versi Cinetariz' karena ada puluhan judul yang secara tidak terduga membekas di hati. Karena daftar ini hanya memuat 20 film saja, maka saya pun terpaksa memangkas secara brutal film-film lain. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, sekali ini saya turut memasukkan film Indonesia dalam satu postingan karena ada satu dan lain hal yang tidak memungkinkan saya untuk membuat daftar lain dalam waktu dekat. Jika pada akhirnya Anda tidak setuju dengan pilihan saya, maka itu sesuatu yang sangat wajar. Setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda, bukankah begitu?
Sebelum menghitung mundur film-film terbaik 2011 pilihan Cinetariz, saya ingin meminta maaf kepada pembaca budiman atas keterlambatan tulisan ini diturunkan dan pasifnya blog dalam beberapa minggu terakhir. Tahun 2012 dimulai dengan awal yang sangat berat bagi saya. Dua hari sebelum menjalani KKN selama 35 hari yang memaksa saya untuk puasa nonton, ibu saya menghadap Sang Khalik setelah bertahun-tahun lamanya berjuang melawan kanker yang terus menerus menggerogoti tubuhnya. Meskipun telah siap dan ikhlas, tetap saja saya merasa sangat kehilangan. Dan, kepergian ibu berarti saya telah kehilangan satu-satunya orang yang bisa saya ajak untuk berbagi cerita dengan nyaman tanpa ada kesan menghakimi atau menggurui. Ya, mau bagaimana lagi, tidak ada yang abadi dunia ini. Semoga beliau mendapat tempat di sisi-Nya dan saya beserta keluarga diberi ketabahan. Amin!
Tanpa berpanjang lebar kesana kemari lagi, inilah film-film yang membekas di hati saya di sepanjang tahun 2011. Cekidot, gan!
Honorable Mentions :
Mission: Impossible - Ghost Protocol, Harry Potter and the Deathly Hallows Part II, The Fighter, The Adventures of Tintin, Animal Kingdom, Real Steel, Drive, 13 Assassins, Rango, Confessions (Kokuhaku), Catatan Harian Si Boy, Fast Five, Winnie the Pooh, Submarine, The Yellow Sea, Kung Fu Panda 2.
Top 20
Source Code menjadi angin segar bagi pecinta film tatkala keran film impor sempat tertutup selama beberapa bulan. Dengan gaya penuturan yang mengingatkan pada Vantage Point dan Groundhog Day, Duncan Jones mampu menampilkan sebuah thriller yang cerdas, menegangkan, dan memuaskan.Lupakan saja Wolverine yang super garing itu dan nikmati X-Men: First Class yang segar. Secara mengejutkan, First Class sanggup tampil dengan adegan aksi dan tampilan visual yang terangkai dengan cantik berpadu bersama drama yang emosional yang dibumbui humor yang segar serta cast yang tepat. Inilah film superhero terbaik di tahun 2011.
Judulnya sih boleh saja terkesan murahan, tapi ini adalah sebuah film komedi romantis kelas atas yang lucu, manis, dan menggemaskan. Memiliki naskah yang trengginas dan ensemble cast yang kompak, Crazy Stupid Love memperlihatkan bagaimana cinta sanggup membuat orang menjadi gila tanpa peduli usia maupun status sosial.
Drama historikal yang memboyong Oscar tahun lalu untuk Film Terbaik ini dihidangkan dengan cantik, santai, dan berkelas. The King’s Speech adalah bukti bahwa film sejarah pun dapat diolah menjadi sebuah suguhan yang menyenangkan.
Sekalipun bergenre drama, film buatan Denis Villeneuve ini mengasyikkan untuk diikuti. Bagaimana tidak? Lha wong di setiap chapter-nya selalu ada ledakan-ledakan mengejutkan yang menarik. Saya senantiasa dibuat penasaran dengan apa yang akan terjadi kemudian. Menontonnya sampai gregetan.
Blue Valentine menyanggah konsep ‘happily ever after’ dengan memotret tentang perjalanan cinta dua insan manusia sejak berpacaran hingga menikah secara realistis. Ryan Gosling dan Michelle Williams memberikan sebuah performa yang mengagumkan.
Senna adalah satu dari sedikit film dokumenter yang sanggup saya santap dengan lahap. Tim editing mengerjakan tugasnya dengan apik dalam menyatukan berbagai footage dari Ayrton Senna sehingga membentuk sebuah narasi yang mengalir dengan lancar dan renyah.
Masih meragukan film Indonesia? Itu artinya, Anda belum menonton Sang Penari. Terinspirasi dari novel Ronggeng Dukuh Paruk, film ini mengagumkan ditilik dari segi manapun. Dengan naskah dan sisi teknis yang kuat, akting dari pemainnya pun layak mendapatkan acungan dua jempol. Sebuah kemajuan yang melegakan bagi perfilman lokal.
Penghargaan untuk ‘Film Paling Personal’ dari saya untuk tahun ini jatuh kepada 50/50. Berbeda dengan film sejenis yang juga mengangkat perihal penyakit kematian, 50/50 tidak cengeng dalam bertutur, melainkan mencoba untuk bersenda gurau sekalipun tetap menyesakkan dada. Ensemble cast yang hadir di film ini pun salah satu yang terbaik tahun lalu.
Dimulai dengan sedikit lambat, Hello Ghost secara perlahan mem buat saya tertarik untuk mengikutinya. Humornya yang segar tak pernah gagal membuat saya tertawa terbahak-bahak. Yang membuat saya terbelalak adalah endingnya yang menjungkirbalikkan apa yang telah terjadi sebelumnya. Anda harus siap sedia tissue sebelum menyaksikannya.
Awalnya saya pandang sebelah mata, namun pada akhirnya saya malah jatuh hati dibuatnya. Versi Rupert Wyatt ini jelas jauh lebih keren ketimbang buatan Tim Burton. Jalan ceritanya tidak hanya seru dan mencekam, tetapi juga mampu memainkan emosi penonton. Parade efek khusus buatan WETA pun sangat ciamik.
Darren Aronofsky sanggup menghadirkan sebuah tontonan thriller psikologi yang mencekam serta ‘memaksa’ Natalie Portman mengeluarkan performa terbaiknya. Dengan segala keindahan, kemisteriusan, serta kejutannya, rasanya sayang untuk melewatkan Black Swan begitu saja. Sebuah film yang mengagumkan sejak awal hingga akhir.
Menyaksikan Contagion bagaikan tengah menyaksikan salah satu episode dari CSI. Ketegangan dibangun secara perlahan, misteri yang melingkupi dibuka satu demi satu, dan ini semua didukung dengan akting kelas wahid dari barisan pemainnya. Setiap menitnya, Contagion kian menarik untuk disantap.
Dengan hadirnya Steven Spielberg di bangku produser, pengaruh E.T. kuat terasa. J.J. Abrams menghadirkan sebuah film yang layak diberi gelar “Film Musim Panas Terbaik 2011”. Super 8 mengombinasikan misteri yang seru dan senantiasa mengundang penasaran dengan drama keluarga yang emosional.
Ini adalah potret sebuah keluarga dimana budaya patriarki diagungkan. Suami melakukan tindak kekerasan pada keluarganya dibenarkan apapun alasannya. Anak-anak pun turut menjadi korban. Film yang memiliki judul asli Die Fremde ini sungguh membuat hati terasa tercabik-cabik. Kebahagiaan nyaris alpa dari film ini.
Film tentang persahabatan sejumlah gadis ABG selalu menyenangkan untuk disimak. Sunny memiliki ritme penceritaan yang enak untuk diikuti. Komposisi antara drama dan komedinya diramu dengan tepat. Di paruh awal, Anda akan tertawa terbahak-bahak, sementara untuk paruh akhir, mungkin saja Anda menangis sesenggukan. Sekalipun saya telah menyaksikannya hingga 4 kali, Sunny tetap enak untuk dinikmati.
Ini adalah film Terence Malick yang unik. Luar angkasa, makhluk hidup di laut, serta dinosaurus dalam film drama tentang kehidupan dari sebuah keluarga? Apa hubungannya? Jika Anda menonton film ini karena faktor Brad Pitt, maka tujuan Anda telah salah kaprah sejak awal. The Tree of Life memang bukan film yang mudah untuk diterima semua kalangan, namun film ini pun sulit untuk dilupakan begitu saja. Pengalaman sinematik yang diberikan sungguh luar biasa.
Ini adalah film paling emosional yang saya tonton di tahun 2011. Memiliki jalan cerita klise yang mudah ditebak, akan tetapi diarahkan dan diperankan dengan apik. Menit-menit terakhir dari Warrior tidak hanya menegangkan dan brutal, tetapi juga mengaduk-aduk emosi. Pada akhirnya, air mata pun tumpah. Memang tidak ada yang lebih seru dari film tentang keluarga.
Southern period drama adalah salah satu genre yang saya sukai. Tema berat seputar segregasi di masa diberlakukannya Jim Crow dikemas oleh Tate Taylor menjadi sebuah film yang ringan, renyah dan menyentuh, sekalipun tetap pahit. Dengan ensemble cast yang brilian, The Help terangkat ke tingkatan yang lebih tinggi. Sebuah feel good movie yang sayang untuk dilewatkan.
Perfilman Iran memberi bukti bagaimana sebuah kisah yang sangat sederhana mampu menjelma menjadi film yang memukau. A Separation adalah salah satu film terbaik dari Iran selama satu dekade terakhir. Jalan ceritanya menarik, mengundang rasa ingin tahu, dan mendebarkan dengan para aktor yang bermain menawan. Cara Asghar Farhadi memulai dan mengakhiri film ini pun sungguh sempurna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar