Europe On Screen kembali digelar tahun ini. Dengan tema "Faces of Europe", EOS menghadirkan 42 film dari negara-negara Eropa. Acaranya sendiri sudah digelar sejak 30 Oktober hingga 29 November 2009 di 9 kota besar Indonesia. Beruntung banget Semarang kembali disinggahi roadshow EOS sehingga saya bisa menikmati film-film Eropa yang berkualitas tinggi dengan gaya penuturan yang cenderung unik. Di Semarang sendiri EOS digelar di Magister Manajemen Universitas Diponegoro selama 2 hari, 24 - 25 November 2009. Kebetulan saya menjadi salah satu panitia acara sehingga bisa menikmati semua film yang diputar dalam 2 hari itu
Film" yang diputar di Semarang :
HOW TO SURVIVE MYSELF (Belanda, 2007, Drama)
Film ini berkisah tentang seorang gadis berusia 13 tahun bernama Rosa yang terpaksa pindah ke rumah barunya bersama dengan ibu dan adik tirinya untuk tinggal bersama ayah barunya. Rosa yang punya imajinasi tinggi ini mengalami krisis percaya diri seperti yang dialami remaja pada umumnya dan ia berusaha untuk mengubah dirinya. Di tempat tinggal barunya ini Rosa menghadapi masalah" seputar teman, cinta, perasaan minder, ayah tirinya dan alter egonya yang bernama Rooz.
How to Survive Myself (HTSM) memang cocok dijadikan sebagai film pembuka. Kisahnya cenderung sangat remaja dengan taburan soundtrack yang easy listening. Film ini sangat asyik ditonton terlebih saat Rooz mulai hadir dan imajinasi" Rosa yang sangat aneh semakin sering dimunculkan. Problem yang dihadapi Rosa terasa nyata karena apa yang terjadi padanya sangat mungkin terjadi kepada remaja lain. Meski bergenre drama, nyatanya unsur komedi disini juga sangat kuat. Lucu, seru dan mengharukan. Pada akhirnya, solusi terbaik bagi Rosa adalah "Be Yourself!"
nilai = 7/10
IL PAPA DI GIOVANNA (Italia, 2008, Drama)
Bersetting di Bologna pada tahun 1938 hingga 1953 selama tahun" kekuasaan Fasisme, film ini menceritakan tentang Michele Casali yang dihadapkan pada situasi yang sangat tidak terduga dan membuatnya putus asa. Putri semata wayangnya, Giovanna, telah membunuh sahabat baiknya karena cemburu. Dia diputuskan mengidap penyakit kejiwaan dan dikirim ke rumah sakit jiwa. Satu"nya orang yang peduli terhadap Giovanna hanyalah ayahnya sendiri. Ibunya menjauh dan Giovanna menjadi sampah masyarakat.
Butuh kesabaran ekstra untuk menikmati film ini lantaran alurnya yang sangat lambat dan dialog na pun kelas berat. Meski demikian, inilah film favorit saya di EOS 2009. Permainan akting trio Silvio Orlando, Francesca Neri dan Alba Rohrwacher bener" jempolan dan kelas wahid! Akting yang ciamik masih didukung dengan sisi teknis yang mengenaskan dimana sinematografi dan tata artistik na begitu indah, naskah yang kuat dan penyutradaraan yang baik. Il Papa di Giovanna memang bukan film untuk semua orang, tapi itulah keistimewaan film ini. Tidak hanya ibu yang memiliki kasih sayang yang tulus, ayah juga bisa melakukannya.
nilai = 9/10
FLY BY ROSSINANT (Bulgaria, 2007, Komedi)
Dari semua film yang diputar di EOS 2009, inilah yang memiliki jalinan kisah paling simple. Inti ceritanya hanyalah sejumlah musisi Bulgaria yang melakukan pertunjukkan di seluruh Eropa. Suatu pagi mereka melakukan konser di Graz dan malam harinya harus berada di Wina untuk acara gala.
Sangat menghibur. Selama 84 menit kita disuguhi aksi" kocak para musisi dalam perjalanan mereka ke Wina. Para musisi berbagi pengalaman" seru mereka sebelum atau saat bergabung dengan grup ini. Semuanya aneh, tidak masuk akal, konyol dan seru. Pokoknya sangat liar dan tidak terduga deh! Ada saja kejadian yang mereka alami, dari terjebak di pertengkaran antar pendukung tim sepakbola hingga terjebak di sebuah gubuk yang berada di tengah hutan dan disertai dengan hujan deras serta mati lampu. Film ini sukses membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Sayangnya, penokohan di film ini sangat lemah sehingga kita kurang mengenal para tokohnya yang sangat banyak itu.
nilai = 7/10
WONDERFUL AND LOVED BY ALL (Swedia, 2007, Komedi)
Isabella Eklof hampir selalu mengalami ketidakberuntungan saat mencoba ikut casting. Dia bermimpi menjadi seorang aktris, tapi ternyata mendapat sebuah peran tidak semudah yang ia bayangkan. Dengan memalsukan CV, Isabella secara tidak terduga mendapat peran di sebuah drama yang ditangani oleh sutradara terkenal. Awalnya ini bagaikan mendapat durian runtuh, menyabet peran yang menjadi impian semua aktris, berkencan dengan aktor terkenal dan kesuksean yang di depan mata. Sayangnya semua tidak berjalan sesuai rencana. Isabella mendapat masalah dengan CV yang ia palsukan dan mengetahui sosok sebenarnya dari sang kekasih.
Komedi romantis yang menghibur dan sangat manis. Unsur komedinya dominan, humor-humor yang segar dan bisa dinikmati oleh semua kalangan. Pemandangan indah kota Stockholm yang menjadi daya tarik film ini. Chemistry antara Martina Haag dan Nikolaj Coster-Waldau juga terjalin dengan baik. Alurnya berjalan dengan cepat sehingga film ini terasa tidak membosankan meski hal ini mengakibatkan beberapa masalah kurang digali secara mendalam sehingga menyebabkan kebingungan penonton. Nilai plus buat endingnya sangat kocak dan tak terlupakan
nilai = 7/10
FC VENUS (Finlandia, 2005, Komedi)
Anna dan Pete adalah pasangan yang hidup bahagia di Helsinki. Pete sangat menggemari olahraga sepakbola dan bermain dilam tim bernama FC HeMan yang merupakan liga sepakbola yang paling rendah. Timnya buruk, tetapi tetap saja para pemainnya bermain dan hidup dari sepakbola. Anna sangat membenci olahraga ini namun ia tidak ikut campur dengan hobi suaminya ini karena dia mencintai suaminya. Kesabaran Anna mulai mencapai batas tatkala suaminya telah memesan tiket ke Jerman bersama teman-teman timnya untuk menonton Piala Dunia. Tercetuslah ide gila di pikiran Anna, dia menantang tim suaminya untuk bertanding sepakbola. Tim yang diberi nama FC Venus ini terdiri dari istri/kekasih dari anggota tim FC HeMan. Jika Anna dkk bisa menang, Pete dkk harus berhenti bemain bola. Sebaliknya, jika HeMan yg menang, para istri harus berhenti komplain.
Pada awalnya FC Venus tidak ada dalam jadwal tayang di Semarang, namun karena problem teknis FC Venus dijadikan sebagai film pengganti. Komedi non-stop dari awal hingga akhir, sukses membuat penonton tertawa terpingkal-pingkal tanpa henti Sangat kocak, cocok dijadikan sebagai tontonan di kala sedang bete atau stres. Dijamin 100 % kocak! Ceritanya sangat klise tetapi pengemasannya yang menarik membuat film ini terasa segar dan seru buat diikuti. Menyaksikan sekumpulan wanita yang sama sekali nol soal sepakbola harus berlatih dan bertanding sepakbola bener" bikin perut sakit, kocak banget! Bahkan anggota timnya juga ga ada yang beres ; wanita yang naif dan polos, gay yang sangat lebay (yg ini beneran kocak ) sampai anggota yang sok tau. Sulit menemukan kelemahan film ini karena saya sendiri sangat terhibur dengan kisahnya.
nilai = 8/10
NOAH'S ARK (Hungaria, 2007, Drama)
Tentang seorang kakek bernama Ede Stock yang hidup bersama cucu perempuannya serta seorang sahabat di sebuah blok bangunan di Budapest. Penghuni blok yang sangat padat ini saling membenci satu sama lain, bahkan cucu Ede juga tidak menyukai Ede. Suatu ketika, Ede bersama cucunya mendaftar sebuah acara bertajuk "Kakek terhebat" dimana pemenangnya mendapat hadiah uang yang sangat banyak. Para penyewa mulai bekerja sama menyiapkan duo kakek-cucu untuk acara tersebut. Tanpa disadari, hal ini mampu menyatukan seluruh penghuni blok yang awalnya saling membenci sehingga menciptakan suatu komunitas.
Jujur, inilah satu-satunya film yang gak saya pahami d EOS. Komentar dari para penonton pun senada, mereka tidak memahami film ini dan beberapa meninggalkan gedung di pertengahan film. Ceritanya sangat kompleks dan cenderung absurd, sepertinya banyak sekali simbol bermunculan di sepanjang film. Hal ini diperparah dengan lambatnya alur serta banyaknya tokoh yang harus diperhatikan satu persatu. Noah's Ark dimulai dengan unsur komedi yang kuat namun menginjak pertengahan film tone mulai suram dan gelap. Film yang sangat berat dan tidak cocok dijadikan sebagai tontonan hiburan. Akting Dezco Garas dan Ferenc Kallai yang ciamik nyatanya tak mampu menyelamatkan film ini. Sialnya, Noah's Ark dijadikan film penutup
Btw, cucu Ede mengingatkanku pada Allison Iraheta
nilai = 5/10
Itulah kesan-kesan saya terhadap film yang diputer di EOS Semarang tahun ini. Bagaimana dengan kalian, adakah yang memiliki film favorit yang sama denganku? Atau kalian terlalu asyik mengantri buat 2012 dan New Moon sehingga melupakan sajian berkualitas yang gratis ini?
Ah, tak sabar rasanya menunggu EOS tahun depan, penasaran dengan film" yang akan disajikan.