Apakah Anda pernah membaca rubrik 'My Movie Life' di majalah Total Film? Itu adalah salah satu favorit saya. Tidak pernah sekalipun saya melewatkannya. Asyik rasanya mengetahui fakta-fakta 'kehidupan film' dari orang film. Saya pun sering mendapatkan referensi film yang bagus dari sana. Nah, kali ini Cinetariz ingin mengadaptasinya. Saya memang bukan orang film, tapi saya merasa selama ini Anda tidak tahu banyak mengenai saya; apa film yang suka, genre favorit hingga pengalaman saat menonton film. Jika saya pernah menceritakannya, itu hanya sekilas. Maka mulai dari sini, saya ingin lebih terbuka kepada pembaca setia Cinetariz. Saya akan membeberkan fakta-fakta mengenai saya, yang tentunya masih berkaitan dengan film. Kemunculannya tidak bisa dipastikan, tergantung mood saya dalam menulis, hahaha. Oke, di jilid pertama ini, saya akan memberikan sedikit fakta tentang My Movie Life. Saya akan sangat senang jika Anda pun turur berbagi dengan meninggalkan komentar.
Saya tidak bisa mengingat dengan jelas film apa yang pertama kali saya tonton. Yang pasti, Batman Forever adalah film pertama yang saya tonton di bioskop. Waktu itu saya masih kelas 1 SD dan tidak terlalu mengerti ini film mengenai apa. Ruangan gelap, tokoh-tokoh yang menakutkan, dan sound berdentum dengan keras. Such a nightmare.
Film keluarga atau film tentang keluarga selalu berhasil membuat saya menitikkan air mata karena saya adalah family person, haha. Taegukgi adalah salah satu contohnya. Saya sudah menonton film ini lebih dari tiga kali, namun tetap saja dada terasa sesak. Kehidupan sebuah keluarga yang harmonis mendadak hancur disebabkan perang saudara. Hati ini pedih melihatnya.
Mars Attacks! Teman-teman saya sesame pecinta film tidak ada yang menyukai film ini. Bahkan teman satu kontrakan saya pun menganggapnya sebagai film yang aneh. Kenyataannya, saya suka film ini. Sangat menyukainya. Mars Attacks! adalah film yang membuat saya jatuh cinta kepada Tim Burton. Seram, lucu, dan brilian!
Gone With the Wind. Sebagai mahasiswa Sastra Inggris, saya seharusnya sudah membaca novel karangan Margaret Mitchell yang legendaris ini, atau setidaknya versi filmnya. Rencana menontonnya sebenarnya telah ada sejak bertahun-tahun yang lalu namun belum juga terealisasikan hingga saat ini. Durasi filmnya yang konon mencapai 4 jam membuat nyali saya ciut terlebih dahulu, hahaha.
Jangan pernah menonton Revolver buatan Guy Ritchie. Itu adalah film paling buruk yang pernah saya tonton sejak pertama kali saya menonton film. Luar biasa, saya ingin sekali mengambil sebuah revolver dan menembakkan ke kepala saya saat menontonnya. Film ini maunya apa? Jalan ceritanya sangat susah untuk dipahami, bahkan mungkin saja hanya Ritchie yang paham. Bahkan setelah saya membaca sinopsisnya di Imdb dan Wikipedia, saya tetap tidak paham.
Film ini luar biasa laris di Prancis, tapi di Indonesia hanya sedikit orang yang mengetahuinya, Bienvenue Chez Les Ch’tis. Berkisah tentang seorang pria yang harus beradaptasi dengan lingkungan barunya yang memiliki kultur yang berbeda dengan tempat asalnya. Sebuah film yang sangat menghibur. Saya tidak bisa berhenti tertawa saat menontonnya. Beberapa waktu lalu saya menontonnya kembali, film ini ternyata sedikit banyak mirip dengan kisahku saat KKN. Dialog favoritku, “a visitor cries twice up north: once on his arrival and once at his departure."
Film keluarga atau film tentang keluarga selalu berhasil membuat saya menitikkan air mata karena saya adalah family person, haha. Taegukgi adalah salah satu contohnya. Saya sudah menonton film ini lebih dari tiga kali, namun tetap saja dada terasa sesak. Kehidupan sebuah keluarga yang harmonis mendadak hancur disebabkan perang saudara. Hati ini pedih melihatnya.
Mars Attacks! Teman-teman saya sesame pecinta film tidak ada yang menyukai film ini. Bahkan teman satu kontrakan saya pun menganggapnya sebagai film yang aneh. Kenyataannya, saya suka film ini. Sangat menyukainya. Mars Attacks! adalah film yang membuat saya jatuh cinta kepada Tim Burton. Seram, lucu, dan brilian!
Gone With the Wind. Sebagai mahasiswa Sastra Inggris, saya seharusnya sudah membaca novel karangan Margaret Mitchell yang legendaris ini, atau setidaknya versi filmnya. Rencana menontonnya sebenarnya telah ada sejak bertahun-tahun yang lalu namun belum juga terealisasikan hingga saat ini. Durasi filmnya yang konon mencapai 4 jam membuat nyali saya ciut terlebih dahulu, hahaha.
Jangan pernah menonton Revolver buatan Guy Ritchie. Itu adalah film paling buruk yang pernah saya tonton sejak pertama kali saya menonton film. Luar biasa, saya ingin sekali mengambil sebuah revolver dan menembakkan ke kepala saya saat menontonnya. Film ini maunya apa? Jalan ceritanya sangat susah untuk dipahami, bahkan mungkin saja hanya Ritchie yang paham. Bahkan setelah saya membaca sinopsisnya di Imdb dan Wikipedia, saya tetap tidak paham.
Film ini luar biasa laris di Prancis, tapi di Indonesia hanya sedikit orang yang mengetahuinya, Bienvenue Chez Les Ch’tis. Berkisah tentang seorang pria yang harus beradaptasi dengan lingkungan barunya yang memiliki kultur yang berbeda dengan tempat asalnya. Sebuah film yang sangat menghibur. Saya tidak bisa berhenti tertawa saat menontonnya. Beberapa waktu lalu saya menontonnya kembali, film ini ternyata sedikit banyak mirip dengan kisahku saat KKN. Dialog favoritku, “a visitor cries twice up north: once on his arrival and once at his departure."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar