Kamis, 30 Desember 2010

(Special) FILM INDONESIA PALING MEMUASKAN & MEMUAKKAN SEPANJANG 2010


Sebelum menapaki hari demi hari di tahun 2011, ada baiknya kita berdoa sejenak terutama buat kemajuan perfilman Indonesia di masa yang akan datang. Berdoa mulai... Selesai...

So, bagaimana menurut kalian perfilman Indonesia sepanjang tahun 2010 kemarin ? Memuaskan, biasa saja atau malah justru memilukan ? Setiap orang tentu punya pendapat yang berbeda - beda, tapi jika saya boleh mengutarakan pendapat (lah, kan blog ini emang punya lu!), maka yang terakhirlah yang paling bisa menggambarkan kondisi perfilman nasional tahun lalu. Fakta menunjukkan, kemerosotan terjadi hampir di semua sektor, tidak hanya secara kualitas namun juga jumlah penonton ! Hingga Desember 2010, satu - satunya film yang mampu meraih angka keramat 1 juta penonton hanyalah Sang Pencerah, sementara lainnya cuma mentok di angka ratusan ribu saja. Namun yang lebih membuat saya ingin menangis, menjerit dan bunuh diri (Oke, yang terakhir abaikan saja) adalah kenyataan bahwa dari 82 film Indonesia yang dilempar ke pasaran sepanjang tahun 2010, yang bisa dikategorikan bagus tidak mencapai 20 buah! Mengerikan sekali, bukan ? Tidak aneh jika kemudian banyak pecinta film yang kehilangan kepercayaannya kepada film nasional dan akibatnya film bagus pun ikut menjadi korbannya..

Nah, untuk edisi akhir tahun ini, Cinetariz akan mencoba untuk mengulas secara singkat film - film apa saja yang berhasil membuat saya puas dan optimis akan perkembangan film nasional serta film - film yang layak dilempar batako dan dicaci maki saking buruknya. Karena keterbatasan waktu dan halaman (halah, alasan. Emang dasarnya males aja!) maka tiap kategori hanya akan memuat masing - masing 5 film saja. Pilihan saya dan para pembaca yang budiman bisa saja sangat berbeda, jadi ditunggu komentarnya, Oke ?


Baiklah, saya mulai daftar ini dari yang positif terlebih dahulu agar kalian membacanya juga ikutan semangat, hehe. Dari sekitar belasan film Indonesia yang berhasil membuat saya puas dan memang layak disebut sebagai karya seni di tahun 2010, inilah 5 terbaik versi saya.


MEMUASKAN



#1 MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK


Inilah film Indonesia pertama yang saya tonton di bioskop yang mampu membuat saya standing ovation di akhir film ! (halah, mulai deh lebaynya) Tapi itu benar, saya memang melakukannya, bodo amatlah ya sama penonton lain toh jumlahnya cuma segelintir aja (cuma 8 orang, bo!). Lola Amaria memotret kehidupan TKW yang tidak melulu berisi penderitaan, di Hongkong mereka hidup makmur. Naskah yang kuat didukung teknis yang keren dan akting dari Titi Sjuman + Lola Amaria yang membuat saya sujud sembah saking apiknya membuat Minggu Pagi di Victoria Park layak buat menduduki posisi pertama film Indonesia terbaik tahun 2010. Ayo dong para pecinta film, tonton film ini dijamin gak bakalan nyesel!


#2 HARI UNTUK AMANDA


Sekilas Hari Untuk Amanda terlihat sebagai film yang klise dilihat dari poster dan sinopsisnya, tapi jangan salah, ini adalah film yang cerdas! Jika generasi remaja pernah memiliki Dian Sastro dan Nicholas Saputra, maka mereka yang lebih dewasa mempunyai Oka Antara dan Fanny Fabriana. Naskahnya sangat sederhana memang bahkan mendekati klise, namun eksekusinya yang apik membuat Hari Untuk Amanda tidak jatuh menjadi film romantis yang gombal. Disinilah Oka Antara menunjukkan akting terbaiknya. Chemistry dengan Fanny pun begitu kuat. Mungkin inilah film romantis dewasa paling manis yang pernah saya tonton dalam satu dekade terakhir. Santai kayak di pantai, slow kayak di pulau.



#3 SANG PENCERAH


Terlepas dari segala kontroversi dan kekurangannya, Sang Pencerah layak disebut sebagai salah satu film Indonesia terbaik tahun 2010. Bukan karya terbaik Hanung Bramantyo, namun terlihat jelas Sang Pencerah digarap sangat serius dan begitu rapi. Unsur teknisnya memuaskan dan akting dari para pemerannya pun layak mendapat acungan jempol. Sebuah tontonan yang mencerahkan dan memang dibutuhkan oleh para penonton film Indonesia yang selama berbulan - bulan lamanya dijejali oleh tontonan yang tidak mendidik.


#4 RUMAH DARA


Rumah Dara memang bukan pionir genre slasher di perfilman Indonesia, namun yang pertama kali menghadirkan genre 'the real slasher' di Indonesia ya Rumah Dara ini karena sang pionir ternyata cuma menjadikannya tempelan belaka. Adegan penuh muncratan darah, kekerasan, hingga potongan tubuh yang bergelimpangan dimana - mana ditampilkan cukup berani disini hingga memaksa LSF turun tangan. Tensi ketegangan berhasil terjaga di sepanjang film, sesuatu yang jarang ditemui di film horor lokal saat ini. Namun yang paling mencuri perhatian tentu saja Shareefa Daanish sebagai Ibu Dara. Tatapannya itu lho, bikin merinding disko!


#5 ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI


Untuk urusan membuat film berkualitas sih Deddy Mizwar memang jagonya. Disini, Bang Deddy sekali lagi mengangkat isu sosial dan menyampaikannya dengan santai tanpa mencoba untuk menggurui. Memakai banyak pemain amatir yang memang asli anak jalanan dipadu dengan para pemain senior justru membuatnya terasa lebih segar dan 'nyata'. Selama 2 jam, emosi saya berhasil diaduk - aduk, bercampur antara rasa sedih, haru sekaligus senang. Dipenuhi dengan dialog cerdas nan menggelitik membuat film yang menjadi wakil Indonesia di ajang Oscar 2011 semakin apik saja. Sayangnya, sponsor yang bertebaran dimana - mana membuat mata ini terasa 'sakit'.


Honorable Mentions :


3 HATI 2 DUNIA 1 CINTA, MADAME X, TANAH AIR BETA, BEBEK BELUR, AKU ATAU DIA ?, dan I KNOW WHAT YOU DID ON FACEBOOK.


Guilty Pleasure :


TEREKAM >> satu - satunya film buatan Nayato yang bisa membuat saya terhibur.



MEMUAKKAN



Sebentar, beri saya waktu sejenak buat bernafas karena saya belum siap untuk membahasnya. Ini berarti, saya harus mengingat kembali kenangan - kenangan buruk film Indonesia sepanjang tahun 2010. Saya rela disuruh terjun dari puncak Empire State Building daripada harus berurusan dengan Nayato, KKD dan kroni - kroninya. Duh. Ya, otak saya berhasil dengan sukses mereka orak arik dan dinodai tanpa ada sedikit pun usaha un

tuk bertanggung jawab *jari tengah buat liga Nayato!* Maaf jika postingan berikut ini akan berisi kata - kata kurang sedap untuk dibaca, maklum saja penulisnya lagi depresi tingkat tinggi jadi semua bahan asal dimasukkan tanpa ada pertimbangan (ini ngomongin tulisan apa masakan ya ?). Jadi saya mohon dengan sangat kepada KKD, Nayato atau para sutradara yang sangat MENCINTAI mereka berdua, jangan lagi membuat film seperti ini di tahun 2011, atau kalau tidak ... Angkat kaki sekarang juga! *halah*



Berikut ini 5 film Indonesia paling dahsyat sepanjang 2010 yang membuat saya lupa kalau saya memiliki otak (atau memang tidak punya ?) :



#1 CIN... TETANGGA GUE, KUNTILANAK !


Maafkan anakmu yang tolol ini, Ibu dan Ayah. Saya khilaf. Saya dibutakan oleh poster film ini yang sedemikian kerennya hingga rela membuang uang saku 20 ribu dengan sukarela. Sekarang saya menyesal *cium kaki Ibu dan Ayah* Cukup sudah curhatnya. Bung Yan Senjaya, darimana Anda bisa mendapat ide sebrilian ini, berguru kepada KKD kah ? Jujur, film Anda ini sangat menakjubkan, bahkan saya pun sampai tidak berani membuat ulasannya ! Salut, salut, salut. Belum pernah sepanjang hidup saya menonton sebuah film yang sulit sekali digambarkan dalam bentuk kata - kata saking epiknya. Bahkan saya juga belum pernah melihat sebuah film yang punya efek sedemikian kuatnya terhadap penonton, ya teman saya terkapar di lantai, kejang - kejang, mulutnya berbusa dan otaknya meledak saat menonton film ini. Anda memang hebat sekali, bung ! Btw, berniat untuk membuat remake-nya, Hollywood ?


#2 RINTIHAN KUNTILANAK PERAWAN


Jennifer's Body wannabe ini awalnya memang berjalan cukup meyakinkan, namun setelah menit ke-10 kok saya jadi ragu dengan 'kemanusiaan' si pembuatnya ya ? Saya makin yakin dia bukan manusia setelah menit demi menit berjalan dimana saya mulai mual, muntah - muntah, pingsan, jerit - jerit, lari - lari di dalam gedung bioskop hingga berusaha menggorok leher sendiri. Setelah berbagai peristiwa itu, film juga tidak kunjung selesai. Hingga pada akhirnya saya berteriak, "film ini lebih mantab dari Diperkosa Setan !". Kasihan juga mbak Tera Patrick, dikelabui sang manajer demi segepok duit. Saya yakin jika dia tahu kisah sebenarnya dari film ini, Tera langsung tobat dan ogah menjadi pemain film biru lagi. Yang tabah ya, mbak.


#3 DIPERKOSA SETAN


Sebelum dua film pemuncak itu hadir, Diperkosa Setan lah yang paling fenomenal. Bahkan seorang movie blogger berani menyebut film ini bakalan menjadi cult di masa yang akan datang, tidak ada yang mustahil kan ? Meski posisinya lebih rendah dari Tetangga Kuntilanak, tapi disinilah saya memuja muji akting dari mbak Chyntiara Alona, sungguhhhhh... memprihatinkan! *dueng* Film ini menjadi cikal bakal munculnya Cinetariz dan untuk bisa menyaksikannya hingga selesai, saya rela melepaskan keperawanan otak saya, sungguh suatu pengorbanan yang sangat besar. Percayalah, film ini hancur babak belur di semua segi, bahkan untuk tayang di televisi saat tengah malam pun tidak layak. Siapa sih sutradaranya ? Petruska Karangan. Berhati - hatilah, KKD, kau sudah mendapatkan lawan yang sepadan !


#4 SELIMUT BERDARAH


Maunya sih mengikuti jejak Ghajini yang sukses mengadopsi kisah Memento-nya bung Christopher Nolan tapi apa daya otak tak sampai *Upppsss, keceplosan* Ngapain juga itu nama Pinkan Mambo sama artis Korea (yang misterius) dipajang di poster padahal mereka cuma numpang lewat dan si artis Korea pun ga ngomong sama sekali ! Penampilan Mambo disini membuat saya mendadak ilfeel dengan dia, "cameo paling mengganggu sepanjang sejarah perfilman dunia !" Yah, namanya juga film buatan KKD jadi bersiap saja melihat sejumlah ketololan yang bisa membuat kalian langsung memutuskan untuk bertobat saat itu juga. Belum pernah lihat kan ada orang hilang ingatan sampai lupa segalanya hingga perlu menempelkan label bertuliskan 'laptop' dan 'jam tangan' ? Itulah hebatnya KKD, menciptakan sesuatu yang tidak pernah terpikirkan oleh manusia normal !



#5 18+


“Kalo tetek aku kempes, pantat aku penyok, kamu masih cinta aku?”, jelas ini merupakan quote of the year ! Setelah sebelumnya dikuasai oleh KKD dan kroninya, rasanya kurang afdol jika Nayato tidak ikutan bergabung dalam list yang prestisius ini. Dari 14 film yang dibuatnya sepanjang tahun 2010, 18+ lah yang paling mencuri perhatian. Bukan karena tergolong film terpuji, tapi amit - amit jeleknya. Niat Nayato sih ingin filmnya terlihat berbobot dengan membuat plot yang (menurut dia) berat dan terus menciptakan sub-plot sepanjang film, bertumpuk, bertumpuk hingga akhirnya menggunung dan diselesaikan dengan seenak jidat. Nayato sukses membuat saya depresi dan di awal tahun 2010, kepercayaan saya terhadap film Indonesia sudah hilang separuh. Bersama dengan dua aktris kesayangannya, Arumi Bachsin yang hobi kabur dan Leylarey Lesesne, Nayato dengan langkah yang pasti terus menebarkan racun hingga penghujung 2010. Ditimpuk pakai tabung gas elpiji 3kg pun juga ga bakalan kapok. Love U, Nayato ! *hoekkk

Dishonorable Mentions :

KELEWAT BANYAKNYA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar